Breaking News

Selasa, 27 Januari 2015

Oleh-Oleh khas Pacitan

Sale Cumi - cumi Makin Diminati

Sejak dipasarkan ke luar Jawa, sale pisang produksi Lestari makin diminati baik wisatawan lokal maupunmanca. Ini karena bentuk dan rasanya yang khas. Mesti sale tiruan jenis ini sudah banyak yang muncul dari kota-kota lain, namun citarasa yang beda membuat konsumen tak beralih. Ini dibuktikan dengan besarnya pesanan dari Bali, Jakarta dan Indonesia Timur. Agar tidak ketinggalan produk-produk terbaru kami, silahkan angkat telepon hubungi kami sekarang juga. Sale produksi Lestari cocok untuk resepsi pernikahan, oleh-oleh dan camilan pertemuan resmi.

Ke Pacitan Tak Lengkap Tanpa Sale

Mengunjungi deretan obyek wisata di Kabupaten Pacitan memang akan menjadi pengalaman baru bagi setiap orang. Betapa tidak, dikawasan ujung paling barat provinsi Jawa Timur ini, Pacitan yang nyaris "hilang" dari peta sesungguhnya menawarkan sebuah keindahan tersendiri. Bukan saja karena pantai-pantinya yang indah, seperti Teleng Ria, Srau, Karang Bolong, Klayar, atau kemegahan stalaktit dan stalakmit yang ada di sejumlah gua, aktivitas masyarakatnya pun mampu memberikan inspirasi yang unik.Di kawasan yang luas wilayahnya mencapai 1.389,87 Km² ini, masyarakat hidup secara damai. Mereka menjalani kehidupan dengan bekerja diberbagai bidang. Nelayan dan petani merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Pacitan, disamping berbagai mata pencaharian lain seperti kerajinan batu alam, perak, ternak udang dan lobster serta industri rumah tangga lainnya seperti terasi atau sale.Mengunjungi Pacitan tentu sangat menyenangkan bagi anda yang berkesempatan bisa datang kedaerah ini. Tapi bagi anda yang belum sempat jangan khawatir. Anda bisa mendapatkan oleh-oleh yang enak, gurih dan nikmat hanya dengan menitipkan pesan kepada teman Aanda yang sedang berkunjung ke Pacitan. Salah satu pilihannya adalah sale pisang Pacitan.Kenapa harus sale ?Barangkali ada pertanyaan seperti ini. Sale adalah salah satu makanan khas Pacitan, selain nasi tiwul dan ikan kalakan. Bahannya terbuat dari pisang manis yang dikeringkan secara alami. Dimasak tanpa bahan pengawet namun bisa bertahan dalam waktu beberapa bulan. Dengan kemasan yang unik, sale Pacitan bisa anda temui dalam berbagai bentuk, baik kemasan biasa dalam ukuran sedang, berbentuk anggur yang berwarna-warni serta lembaran-lembaran besar. Semuanya tetap nikmat dan sangat cocok menjadi hidangan dikala keluarga berkumpul.Untuk mendapatkan sale Pacitan, harus saya datang ke Pacitan ? Ini pertanyaan yang sering muncul. Tidak perlu khawatir. Kecanggihan teknologi bisa anda manfaatkan. Kami akan memandu anda jika ingin mendapatkan oleh-leh itu. Informasi lebih lanjut, hubungi pusat jajanan khas Pacitan, Jl Sultan Ageng Tirtayasa no 2 Pacitan, Telp (0357) 883485.

Sale, Cita Rasa Khas Pacitan (2)

Akhirnya, usaha yang dirintisnya ini, mulai dibantu oleh Kelompencapir Desa Bangunsari, hingga pernah mengisi salah satu acara di TVRI Surabaya tahun 1989. Secara terus menerus, kelompencapir desa ini membina mulai dari proses pembuatan, pengemasan dan membantu pemasarannya. Beberapa pameran-pameran lokal di Kabupaten Pacitan pun, mulai sering diikuti. Dengan pembinaan ini, jumlah produksi bias ditambah dan mampu memenuhi jumlah permintaan dari konsumen.
Keuletan dan kegigihannya dalam mengembangkan produksi ke skala yang lebih tinggi inilah yang mendorong (Alm) Ibu Sudjito –istri Bupati Pacitan Periode19………- untuk secara intens membina usaha pembuatan sale pisang ini. Akhirnya, tahun 1990 sale pisang “Lestari” buatan Bu Pri, mampu menembus tingkat propinsi dan selalu mengikuti pameran makanan khas daerah berkembang di Surabaya hingga sekarang.
Sejak itulah, kualitas dan kuantitas produksi mulai ditambah. Jika awalnya hanya mampu mengolah pisang menjadi sale goreng, dengan tingkat pemasaran lokal dan sekitar sekolah, dirinya mulai merambah ke warung dan toko-toko pusat pembelanjaan masyarakat. Tidak itu saja, jenis produksinyapun mulai ditingkatkan. Dirinya mencoba menambah jenis pengerjaan sale dengan berbagai kemasan.
Saat ini, ibu yang hanya jebolan sekolah dasar ini mampu menembus pasaran nasional. Dengan harga pisang yang mulai merambah naik menjadi 25 ribu setiap tandannya, tau sekitar 2.500 rupiah tiap sisirnya, jumlah produksi dan pekerjanya juga mulai naik. Meski, usaha ini masih dikategorikan sebagai usaha rumah tangga.
Tiap bulannya, produksi sale goreng mampu menembus 3000 bungkus, sale dengan kemasan anggur mencapai angka 1000 bungkus, kemasan anggur warna mencapai 4000 dan sale basah dan press mencapai 1000 bungkus. Sedangkan untuk area pemasarannya telah menguasai pasar lokal. Sedangkan di luar kota, satu minggu sekali selalu mengirimkan ke Madiun, Ponorogo, Surabaya, Bali dan Jakarta. Hingga dengan kenaikan oplah penjualannya mampu meraup keuntungan minimal 5 juta rupiah tiap bulannya.
“Saya memang memulai usaha ini dari nol. Bukan hanya keuntungan material saja yang didapat, saya juga bisa membantu suami untuk mengantar kedua anak saya, mendapat predikat sarjana,” tandas Bu Pri sambil tersenyum.
Selain kemasan yang beraneka, keunikan lain dari produksi Sale Lestari ini adalah rasa manis yang ditimbulkan, bukan berasal dari pemanis buatan. Manis yang dikecap saat menikmati jajanan, adalah rasa manis yang berasal dari glukosa yang terkandung dalam pisang. Dalam produksinya, ibu dengan perawakan langsing ini tidak pernah memberi gula atau pemanis buatan lainnya dalam tepung atau dioleskan pada produk. Menurutnya, memang ada pula beberapa hasil produksi sale dari orang lain yang menggunakan pemanis buatan. Hasilnya, produk memang kelihatan lebih mengkilap dan rasa manis yang berlebihan. “Kalau ditambah dengan pemanis buatan, produk kan tidak bisa tahan lama dan makanan tersebut lama kelamaan pasti ditinggalkan konsumen. Pemanis buatan kan memang tidak baik buat tubuh,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar