Breaking News

Selasa, 27 Januari 2015

kondisi sosial pacitan

keadaan sosial pacitan

Terpenuhinya pendidikan yang layak bagi setiap penduduk erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia. Hal ini sangatlah disadari oleh Pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, baik pemerintah pusat maupun daerah terus berusaha untuk meningkatkan sarana dan prasarana fisik beserta tenaga guru, Secara umum jumlah sekolah di kabupaten Pacitan tidak mengalami perubahan.Penambahan terjadi pada jenjang Taman kanak kanak, SMTP, SMK Negeri, Madrasah Tsanawiyah Swasta dan Madrasah Aliyah swasta.. Meskipun tidak semua jenjang pendidikan mengalami penambahan sekolah , tetapi secara umum jumlah kelas yang adamengalami penambahan begitu juga dengan penambahan guru.
Kunci keberhasilan pembangunan lainya adalah derajat kedehatan penduduk. Ketersediaan sarana dan  prasarana fisik beserta tenaga medis yang profesional akan dapat menunjang peningkatan dderajatkesehatan penduduk. Di tahun 2012, fasilitas kesehatan tidak mengalami perubahan untuk Rumah Sakit Umum, Pukesmas Dan pukesmas pembantu. Praktek dokter dan jumlah posyandu yang mengalami penambahan. Dari sisi tenaga kesehatan hanya perawat yang mengalami penurunan. Sebanyak 23,75 persen adalah tenaga non medis.
Salah satu program yang di galakkan pemerintah dalam rangka menciptakan keluarga yang bahagia adalah dengan mengikuti program kegiatan Keluarga Berencana dengan sloganya  “Dua Anak Cukup”. Ternyata program ini cukup berhasil di Kabupaten Pacitan, hal ini terbuktinya pencapaian target jumlah peserta KB aktif mencapai 79,22 persen, meningkat di banding tahun 2011 yang sebesar 79,71 persen.
Penduduk Kabupaten Pacitan sebagian besar beragama islam yaitu sebesar 99,77 persen diikuti dengan katolik  dan  kristen  masing masing sebesar 0,23 persen. Hal ini sebanding dengan jumlah tempat peribadatan yang ada dimana jumlah masjid, langgar dan mushola mencapai 99,80 persen dan sisanya 0,20 persen adalah gereja . Sampai saat ini tidak ada pura dan wihara di Kabupaten pacitan. Hal ini senada juga dengan jumlah pemuka yang ada dimana terhadap sekitar  2.403 kyai dan ulama , sedangkan jumlah jumlah pastur dan pendeta hanya 4 orang.
Pembangunan tidak hanya menampakkan sisi positif saja, tetapi juga memberi dampak yang negatif diantaranya dengan adanya bencana alam. Ditahun 2012 berdasarkan data badan penanggulangan Bencana daerah , jumlah bencana alam di Kabupaten Pacitan sebanyak 673 kejadian meliputi 7 jenis bencana yaitu tanah longsor sekitar 522 kejadian, meliputi angin topan 29 kali, kebakaran 29 kali, tanah ambles dan banjir 12 kali. Bencana alam banyak terjadi di Kecamatan Arjosari dan Tegalombo, dengan kerugian terbesar di Kecamatan Tulakan sebesar 1,65 milyar rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar